Gunung Merapi Keluarkan 31 Kali Guguran Lava Pijar
Dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter mengarah ke barat daya.
Dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter mengarah ke barat daya.
Dalam sepekan, Gunung Merapi tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 132 kali ke arah selatan dan barat daya.
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 10-20 meter di atas puncak kawah Merapi.
Hujan abu tipis kembali mengguyur wilayah Tegalmulyo, Kemalang, Klaten, akibat awan panas guguran dari Gunung Merapi, Rabu (24/1/2024) sore.
Di dusun tertinggi Stabelan, Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, orang bisa melihat langsung pemandangan banyak gunung dari depan dan belakang rumah.
Sejumlah destinasi wisata di lereng Gunung merapi aman dikunjungi pada momen Natal dan Tahun Baru meski berstatus Siaga.
Gunung Merapi meluncurkan guguran lava sebanyak 10 kali ke arah dua sungai di selatan dan barat daya gunung pada Rabu pagi.
Berdasar periode pengamatan 11 Desember 2023 pukul 00.00-24.00 WIB telah terjadi 24 kali guguran lava dengan jarak luncuran maksimal 1.900 meter ke Kali Bebeng dan tiga kali guguran lava dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Kali Boyong
Hujan abu bercampur air melanda Dukuh Stabelan, Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, saat terjadi guguran awan panas Gunung Merapi, Jumat (8/12/2023).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekam aktivitas guguran lava pijar yang meluncur sejauh 1,5 kilometer dari puncak kawah Gunung Merapi yang berlokasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan guguran lava pijar tiga kali dengan jarak luncur 1.500 meter pada Jumat (15/9/2023).
Morfologi kubah lava di sebelah barat daya Gunung Merapi dinilai mengalami perubahan.
Mengarah ke barat daya atau ke Kali Bebeng
Gunung Merapi meluncurkan guguran lava pijar hingga 15 kali dengan dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter pada Selasa (2/5/2023) pagi.
Pemkab Sleman, DIY sudah mulai menyiapkan skenario menghadapi ancaman erupsi skala besar Gunung Merapi.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memantau ada fenomena api diam di area kubah lava barat daya Gunung Merapi, Senin (13/3/2023) pukul 18.00 WIB-24.00 WIB.
Teramati pula sebanyak 15 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang hanya berjarak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut tetap berjalan di tengah hujan abu vulkanik yang tersisa
BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya serta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanis dari erupsi Gunung Merapi.
Hingga Minggu (12/3/2023) pukul 15.30 WIB, Gunung Merapi telah mengeluarkan 54 kali luncuran awan panas
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Luncuran mengarah ke arah barat daya atau Kali Bebeng
Balai Taman Nasional Gunung Merapi menutup tiga objek wisata alam sejak, Minggu (12/3/2023).
Gunung Merapi terus memuntahkan awan panas, Sabtu (11/3/2023). Setelah kali pertama muntahkan awan panas guguran (APG), Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB, Merapi sempat beberapa kali memuntahkan awan panas, termasuk pada pukul 14.23 WIB.
Gunung Merapi meletus dan memuntahkan awan panas guguran (APG), Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB. Berikut adalah daftar desa di Boyolali dan Magelang yang diguyur hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi pada Sabtu siang.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut Gunung Merapi saat ini masih berstatus Level III atau siaga walau terjadi erupsi pada Sabtu (11/3/2023) siang.
Gunung Merapi kembali muntahkan awan panas guguran (APG), Sabtu (11/3) pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng/Krasak. Potensi bahaya akibat erupsi Gunung Merapi ini mencapai radius 7 kilometer dari puncak.
Gunung Merapi meletus tepat pada Sabtu (11/3/2023) siang pukul 12.12 WIB. Begini kondisi tiga desa di Klaten yang berada di kawasan rawan bencana (KRB).
Gunung Merapi menunjukkan aktivitas vulkanik pada Sabtu (11/3/2023) siang. Gunung Merapi meletus tepat pada pukul 12.12 WIB.
Gunung Merapi meluncurkan awan panas, Rabu (8/2/2023) pukul 07.10 WIB.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan guguran lava tiga kali selama pengamatan 6-12 Januari 2023.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan erupsi yang terjadi di Gunung Semeru tidak akan mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi.
Selama sepekan Gunung Merapi masih mengeluarkan guguran lava sebamyak 13 kali
BPPTKG menyatakan Gunung Merapi mengeluarkan dua kali guguran lava pijar ke arah barat daya pada Kamis (14/7/2022).
Dalam sepekan terakhir, Gunung Merapi tercatat meluncurkan lava sebanyak 70 kali.
Gunung Lawu yang lebih dari 130 tahun tanpa erupsi dinilai masih aktif. Ada sejumlah data-data ilmiah yang membuktikannya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi meluncurkan satu awan panas dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya.
Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di sepanjang aliran sungai dengan radius 5 kilometer, penambangan material golongan C, dan wisata di lereng Gunung Merapi.
BPPTKG melaporkan aktivitas Gunung Merapi meningkat cukup signifikan pada Rabu (9/3/2022) malam sejak pukul 23.18 WIB sehingga sejumlah wilayah mengalami hujan abu.
Salah satu saksi sejarah saat Gunung Merapi meletus pada 22 November 1994 sekaligus petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Plawangan, Panut, meninggal pada Kamis (17/2/2022) pukul 20.00 WIB.
Gunung Merapi terpantau memuntahkan 31 kali guguran lava dalam 24 jam. Aktivitas guguran lava itu terpantau dengan luncuran paling jauh sepanjang dua kilometer.
Kesiapsiagaan dan kewaspadaan warga yang tinggal di lereng Merapi harus terus dilakukan dengan tidak melakukan aktivitas di radius bahaya erupsi serta menggiatkan kembali ronda.
Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021 berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas, dan guguran lava.
Gunung Merapi kembali menunjukkan adanya aktivitas. Terjadi dua kali luncuran awan panas dan guguran lava pada Jumat (7/1/2022) siang.
BPPTKG memantau aktvitas Gunung Merapi yang tiga kali memuntahkan awan panas guguran ke arah barat daya sepanjangn sore ini.
Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 1.800 meter (1,8 kilometer) ke arah barat daya.
BPPTKG menyatakan kawasan Gunung Merapi diliputi awan dan mendung, serta angin yang bertiup lemah hingga sedang ke arah barat.
Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
BPPTKG menyebutkan terjadi perubahan morfologi pada kubah lava Gunung Merapi sebelah barat daya.
BPPTKG mencatat adanya muntahan awan panas guguran Gunung Merapi pada Kamis (29/7/2021) dini hari WIB. Status Merapi masih Siaga.
Fenomena munculnya titik api di lereng barat daya Gunung Merapi terpantau pada Minggu (25/7) pukul 22.49 WIB dan juga pada Senin (26/7).
Jarak luncur awan panas yang terjadi hari ini masih dalam jarak prakiraan potensi bahaya erupsi Gunung Merapi.
BPPTKG sejauh ini belum menemukan adanya perubahan aktivitas vulkanik yang signifikan di Gunung Merapi pascagempa.
Gunung Merapi pagi ini terpantau mengeluarkan dua kali awan panas guguran. Status erapi belum berubah, masih Siaga.
Gunung Merapi terpantau meluncurkan awan panas sepanjang 1,2 kilometer. Status Merapi belum berubah, masih Siaga.
BPPTKG memberikan penjelasan mengenai foto cahaya diduga meteor jatuh di puncak Gunung Merapi dan menjadi viral di medsos.
Gunung Merapi siang ini erupsi dan mengeluarkan awan panas sejauh 1,7 km. Meski demikian status tak berubah, masih siaga.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah Merapi.
Luncuran awan panas Merapi terjadi pada periode pengamatan tanggal 23 April 2021 pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Kubah lava di tengah kawah Merapi sejak beberapa waktu lalu sudah menimbulkan guguran di sisi tenggara.
Pagi ini Merapi menyeburkan tiga awan panas guguran dan 15 kali lava pijar. Status masih siaga.
Estimasi jarak luncur 1.600 meter ke arah barat daya. Angin bertiup ke utara
Luncuran awan panas Gunung Merapi tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 34 milimeter dan durasi maksimal 167 detik.
Guguran lava Gunung Merapi ke arah tenggara terjadi pada Kamis (25/3) pukul 17.40 WIB dan 23.16 WIB.
Masyarakat diminta tetap waspada, menyusul dua kubah lava yang ada di Gunung Merapi masih terus tumbuh.
Gunung Merapi juga mengalami 31 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-30 milimeter (mm) selama 10 hingga 128 detik, dan dua kali gempa hembusan.
Selama periode pengamatan itu Gunung Merapi juga mengalami 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 MM selama 8-78 detik.
Seiring dengan penurunan volume kubah lava, potensi bahaya akibat erupsi Gunung Merapi diperkirakan ikut mengalami penurunan.
BPPTKG menyebut erupsi eksplosif masih mungkin terjadi di Gunung Merapi. Potensi bahaya erupsi eksplosif ini berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.
Sejak memasuki masa erupsi efusif pada awal tahun 2021 hingga menjelang akhir Januari 2021 aktivitas Gunung Merapi masih tinggi.
Guguran lava pijar Merapi masih dominan ke arah Kali krasak dan Boyong dengan jarak luncur sejauh 500 meter.
Gunung Merapi di perbatasan Jateng dan DIY kembali mengeluarkan awan panas guguran sebanyak delapan kali sepanjang Rabu (20/1/2021).
Pemkab Sleman belum memperbolehkan para pengungsi lereng merapi untuk pulang ke rumah
BPPTKG merekomendasikan empat pemda menindaklanjuti perubahan potensi bahaya Merapi.
Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas dan berdasarkan arah erupsi, maka potensi bahaya saat ini berubah.
Awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 04.00 WIB itu memiliki durasi 150 detik dengan amplitudo maksimum 60 mm.
Menurut BMKG, terbentuknya awan lentikular merupakan hal yang lumrah di daerah pegunungan,
Guguran lava pijar yang teramati pada periode pengamatan Selasa (12/1/2021) pukul 00.00 WIB-06.00 WIB meluncur ke arah hulu Kali Krasak.
Berdasarkan pengamatan visual, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 400 meter di atas puncak kawah.
Awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 12.50 WIB itu memiliki durasi 139 detik dengan amplitudo maksimum 21 mm.
BPPTKG menyebut saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi tahun 2021 pada Selasa (5/1/2021).
Peningkatan aktivitas Gunung Merapi terpantau dari data kegempaan dan deformasi sejak tanggal 22 Desember 2020.
Lontaran material Gunung Merapi menjadi penyebab utama kerusakan kamera CCTV.
Munculnya rekahan di Gunung Merapi diketahui berdasarkan data morfologi dengan satelit pada Rabu (2/12/2020) lalu.
Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut.
Kata Kepala BPPTKG, Gunung Merapi yang berada di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mendekati erupsi, tapi tak tahu kapan.
Apabila memang terjadi letusan eksplosif, BPPTKG memperkirakan tidak akan sebesar erupsi pada 2010.
BPPTKG menyebut ada rekahan di sekitar kawah Merapi.
Begini respons keras BPPTKG Yogyakarta terkait video viral seorang sukarelawan asal Boyolali yang nekat mendaki puncak Merapi.
Sekarang ini terdeteksi adanya dua kantong magma di Gunung Merapi.
Juru kunci Gunung Merapi, Bekel Anom Suraksosihono, menanggapi fenomena Gunung Merapi yang menggembung sejak erupsi Juni 2020 lalu.
Silahkan mendaftar untuk mengakses dan membaca Koran Solopos Edisi
Espos Plus adalah platform berita premium baru yang memberi Anda keunggulan menyeluruh untuk terus menjadi yang terdepan dalam berita Indonesia. Untuk mengakses konten eksklusif kami, Anda harus berlangganan.