Pulang kuliah, Gendhuk Nicole ngedumel sendiri. Pasalnya, mahasiswi salah satu universitas di Kota Bengawan ini tidak puas dengan jaket yang baru saja ia dapatkan dari kampusnya. Melihat anaknya mbesengut, sang ibu, Lady Cempluk, langsung menegur.
”Ngapa ta Ndhuk, pulang kuliah kok njegadul?” tanya Cempluk.
Ini lho Bu, jaket kampusku ini kebesaran, padahal dulu sudah nyoba ukuran S pas, tapi mbasan dadi malah kombor-kombor,” wadul Gendhuk Nicole pada ibunya.
”Coba Ibu lihat, Ndhuk,” pinta Cempluk. ”Wah, pas dienggo Ibu ki!” ujarnya setelah mencoba jaket anaknya itu. ”Kalau begitu tak pinjam sekalian ya, mumpung Ibu mau keluar...”
Setelah berpamitan pada anaknya, Cempluk pergi dengan motor bebeknya. Ketika berhenti di lampu merah, dari arah samping ada seseorang yang memanggil ”Ssst... sst... ssst...!” Cempluk cuek saja, ”Paling-paling cuma iseng,” batinnya sambil mancal gas setelah lampu menyala hijau. Karena merasa tidak kenal, Cempluk pun tetap tancap gas.
Sampai di sebuah konter HP ndilalah Cempluk berhenti untuk beli pulsa. Eee, lha kok pemuda yang mengikutinya tadi juga ikut berhenti. Pemuda itu, sebut saja Jon Koplo, masih memanggil-manggil juga, ”Ssst... ssst....”
Karena risih digoda, Cempluk pun melepas helmnya dan langsung menegur Jon Koplo, ”Ada apa ya Mas?” tanya Cempluk agak sengol.
Jon Koplo yang melihat wajah Lady Cempluk setelah membuka helm langsung kaget.”Oh, m... maaf, Bu. Saya kira teman saya, lha wong Ibu pakai jaket jurusan,” jawab Koplo klincutan.
”Oooh, ini punya Gendhuk Nicole, anak saya,” ujar Cempluk. Mundur isin, Koplo pun langsung berpamitan meninggalkan Lady Cempluk yang ternyata ibu dari temannya.
Kiriman Ima Yunivitasari, Jl KH Samanhudi 98 Sondakan, Laweyan, Solo
Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan