Madinah -- Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) sudah merawat belasan jemaah calon haji (calhaj) yang menderita masalah kejiwaan. Mayoritas pasien sudah berusia lanjut dan tidak didampingi keluarga.
"Data persisnya saya belum pegang karena saya baru sampai dari Mekkah. Tapi laporan hari ini ada tiga orang lagi yang masuk. Ya jumlah semua 10 orang lebih," kata dokter ahli jiwa BPHI Dahsriati di BPHI, Madinah, Kamis (21/10).
Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan
BPHI kini sudah memiliki ruangan khusus untuk pasien jiwa ini. Untuk sementara ada dua tempat tidur disediakan. Satu tempat tidur untuk jamaah laki-laki, dan satunya untuk perempuan.
Ruangan ini diperlukan untuk mengantisipasi agar calhaj pasien jiwa ini tidak kabur. Kamar akan dikunci dan kuncinya dipegang oleh petugas haji.
"Yang menempati ruangan itu pasien yang masih gelisah yang bergerak terus ingin keluar dan tidak bisa diam. Ruangan kita kunci agar mereka tidak bisa keluar," papar Dahsriati sambil menambahkan tenaga untuk menangani pasien jiwa ini sangat kurang.
Dahsriati menilai belasan pasien merupakan jumlah yang banyak karena saat ini haji baru saja berlangsung.
"Ini baru awal tapi sudah banyak banget," kata Dahsriyati.
Calhaj pasien jiwa sangat membutuhkan pendampingan keluarga karena butuh pengawasan untuk minum obat dan tidak kabur saat dirawat.
"Sampai sekarang baru dua orang yang didampingi keluarganya," jelas Dasriati.
Gangguan jiwa bisa muncul akibat jemaah mengalami tekanan di tanah suci seperti perbedaan budaya dan cuaca. Selain itu bisa juga sudah bawaan saat masih di tanah air.
BPHI hingga kini masih merawat 35 jemaah yang sakit termasuk penderita gangguan kejiwaan.
dtc/tya