Minggu siang awal Desember lalu, arisan ibu-ibu di sebuah RT di Laweyan bubar. Bukan karena dibubarkan oleh aparat atau terganggu oleh hujan atau bencana alam, melainkan hanya karena sebotol minyak lawang! Lho kok bisa?
eritanya, pagi sebelum acara rutin arisan ibu-ibu, Gendhuk Nicole yang rumahnya bakal ditempati arisan itu badannya greges-greges masuk angin karena kesuwen tidur di lantai pakai kipas angin. Agar nanti siang tidak ngambruk, Gendhuk Nicole pun kerokan dan mblonyo badannya dengan minyak lawang (sejenis minyak kayu putih tapi puanasnya minta ampun). Bahkan saking asyiknya mengoles minyak lawang ke tubuhnya, tanpa sengaja sebotol minyak tadi tumpah ke tikar. Namun Gendhuk Nicole tidak begitu nggagas ketika tikar tersebut katut digelar untuk arisan.
Tan kocapa, ketika Bu RT Lady Cempluk yang ngurusi arisan duduk permasalahan pun muncul. Bu Cempluk yang tadinya asyik mengumpulkan dan mencatat setoran dari ibu-ibu, lama-lama bokongnya terasa panas. ”Aduh...! Duh....! Aduh! Panas sekali...” teriaknya sambil kukur-kukur.
Ibu-ibu pun pada penasaran dengan Bu RT yang mingsat-mingset sambil pringas-pringis menahan sakit. Saking tidak kuat menahan panas di bokongnya, Bu Cempluk lari ke kamar mandi dan nggebyur bokongnya pakai air.
Masih tidak kuat lagi menahan panas, Bu Cempluk akhirnya lari pulang dengan kondisi pakaian bagian bawah basah kuyup. Sementara catatan arisan berikut uangnya masih digembol Bu Cempluk. Karuan saja peserta arisan pada panik.
Karena Bu Cempluk tidak datang-datang, akhirnya peserta arisan pun bubar. Sebagian ada yang pulang, sebagian lagi menengok ke rumah Bu Cempluk karena khawatir ada apa-apa.
Paginya, barulah Gendhuk Nicole datang ke rumah Bu Cempluk dan meminta maaf, karena setelah semalam menyelidiki, ternyata penyebabnya adalah tumpahan minyak lawang pada tikar yang diduduki Bu RT tersebut.
Kiriman Agus Wahyudi Dukuh Craken, RT 01/RW II, Segaran, Delanggu, Klaten.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia