Boyolali (Esposin)--Calon jemaah haji (Calhaj) Embarkasi Solo yang meninggal dunia karena gangguan sirkulasi dan pernapasan semakin bertambah.
Dari 13 Calhaj Embarkasi Solo yang meninggal di Tanah Suci, 11 orang di antaranya wafat karena gangguan kesehatan tersebut.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
Dari informasi yang dihimpun Espos di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Minggu (30/10/2011), Calhaj yang meninggal dunia itu mayoritas dimakamkan di Syara, Kota Mekkah.
Berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) di Mekkah, terdapat satu Calhaj asal Solo, Wartiyem Wongso, 76, yang meninggal dunia karena gangguan sistem pernapasan, Jumat (28/10/2011), pukul 11.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Warga Jajar RT 4/RW VII, Laweyan, Solo tersebut tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) 45.
“Seluruh jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia hingga saat ini, terbanyak berasal dari Jawa Tengah. Sebagian besar karena gangguan sirkulasi dan pernapasan, selain itu usianya memang sudah renta tergolong risiko tinggi (Risti),” papar staf Humas PPIH Embarkasi Solo, Zainal Abidin didampingi Kasubag Humas PPIH Embarkasi Solo, Badrussalam saat dijumpai Espos, Minggu.
Zainal menambahkan, kondisi di Kota Mekkah berpengaruh terhadap pernapasan. Saat ini, sambung dia, banyak terdapat proyek pembangunan dan perluasan maktab di sekitar Mesjidil Haram. Sehingga, banyak terdapat debu beterbangan.
(hkt)