1. Melibatkan Ilmuwan yang Meneliti Dinosaurus
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
Kalau di saga Jurassic ada sosok ilmuwan Dr. Alan Grant, maka di dunia nyata ada sosok paleontologis tersohor yang mengilhami penggarapan film franchise laris ini. Dialah Dr. John R. “Jack” Horner. Tugasnya tak lain sebagai konsultan film saga Jurassic Park. “Pekerjaanku di film cuma duduk di sebelah Stevel Spielberg [Produser Eksekutif saga Jurassic Park],” kata Horner kepada The Huffington Post.
2. Mengadaptasi Teknologi yang Dikembangkan Paleontologis
Biang konflik di film Jurassic World bermula dari kehadiran spesies dinosaurus jenis baru bernama Indominus Rex. Spesies jenis baru ini merupakan gabungan dari beberapa varian dinosaurus di antaranya Tyrannosaurus Rex, Velociraptor, Cuttlefish, dan Katak Pohon. Horner menjelaskan dia bersama timnya juga tengah mengembangkan proyek hibrida dinosaurus.
3. Karakteristik Raptor Diadaptasi dari Reptil
Momen paling dikenang sepanjang seri Jurassic Park adalah saat sejumlah tokoh utama melakukan aksi kejar-kejaran menegangkan di dapur. Saat melihat polah dinosaurus di tempat tersebut, yang paling nampak adalah sosok raptop yang menjulur-julurkan lidahnya untuk meneror manusia. Ilmuwan yang menangani film ini menyarankan aksi raptor dibuat mirip reptil karena keduanya sama-sama spesies berdarah panas.
4. Pemain Sulit Menyebut Nama Dinosaurus
Film keempat Jurassic Park menyuguhkan beberapa spesies dinosaurus baru yang berbeda dari seri sebelumnya. Beberapa nama yang dirilis antara lain Ankylosaurus, Apatosaurus, Baryonyx, Dimorphodon (sejenis Pterosaur yang bisa terbang), Edmontosaurus, Gallimimus, Metriacanthosaurus, Microceratus, Mosasaurus (reptil laut), Pachycephalosaurus, Parasaurolophus, Pteranodon (sejenis pterosaur), Stegosaurus, Suchomimus, Triceratops, dan Tyrannosaurus Rex. Di sini peran ilmuwan kembali menonjol. Salah satu tugas mereka memastikan para aktor menyebut nama dinosaurus dengan tepat. Yang paling susah disebut adalah Parasaurolophus.
5. Raptor Diperankan Aktor
Kehadiran Raptor di Jurassic World sebagai dinosaurus yang bisa dikendalikan manusia terlihat menonjol di sepanjang film. Luwesnya gerakan spesies purba ini rupanya bukan buah kerja teknologi computer generated imagery (CGI), melainkan digerakkan oleh manusia dengan bantuan teknologi animatronic. Aktor bergerak ke sana ke mari sesuai arahan sutradara. Pengambilan gambar secara langsung tersebut dilakukan di Hawaii.
6. Teknologi Jurassic Park Generasi Pertama Dipertahankan
Dua puluh tahun lebih sejak Steven Spielberg memanfaatkan teknologi Computer Generated Imagery (CGI) untuk penggarapan film Jurassic Park pada 1993 lalu. Teknologi canggih pembuatan film ini masih diterapkan hingga saat ini. Perbedaannya terletak pada pemilihan aspek rasio film 2:1. Pada seri sebelumnya Spielberg memilih aspek rasio film 1,85:1 dan 2,35:1. Pilihan langka yang jarang diterapkan di film komersial. Perbedaan tersebut berdampak pada perbandingan lebar dan tinggi proporsi gambar yang dihasilkan di film.