Khusus untuk memulai melakukan agenda pemotretan dengan para mainan yang diinginkan, nampaknya perlu persiapan juga. Meski dalam praktiknya Youngers tidak banyak memerlukan persiapan yang ribet atau bahkan mahal. Bermodal lensa kit dan meja ala kadarnya yang ada di rumah, menjadi toys photographer sudah dapat dilakukan.
Promosi Sejak Era Sukarno, Sejarah Timnas Indonesia Jangan Kalah dari Malaysia
Salah satu fotografer mainan kelas dunia, Seno Haryo membeberkan sejumlah tips dan trik untuk mempersiapkan pemotretan mainan ini. Bagi Youngers yang punya banyak action figure, silakan simak baik-baik sejumlah tips berikut ini ya. Seno menjabarkan sejumlah tips untuk memulai memotret pada koleksi mainan yang kita miliki, pertama yakni tentang kamera.
Youngers tidak harus mempunyai lensa makro melainkan cukup lensa normal juga sudah dapat digunakan. Bahkan lensa kit sekalipun tak menjadi masalah. Bahkan apabila menggunakan lensa makro justru akan memberikan hasil yang kurang maksimal. "Justru dengan lensa makro, mainan akan terlihat mainan bukan karakter manusia yang seolah-olah hidup. Pilih lensa biasa saja," kata dia.
Hal kedua yang perlu diperhatikan yakni penggunaan lighting atau tata pencahayaan dan properti yang disediakan. Tidak harus membuat setting yang mahal. Tentunya dengan mendekor sebuah studio mini akan membantu membentuk suasana yang sesuai dengan cerita yang diinginkan. Untuk lighting, Youngers dapat menggunakan lampu LED yang banyak dijual di pasaran dengan harga terjangkau, selama benda tersebut memiliki fungsi yang sesuai dengan kebutuhan.
Tips selanjutnya yakni dengan melebarkan sayap penggunaan imajinasi untuk menghidupkan adegan dalam setiap karakter mainan. Untuk itu perlu imajinasi membentuk gerakan atau pose yang bisa memperlihatkan karakter yang seolah hidup. "Kalau saya idenya muncul sendiri, muncul begitu saja. Mungkin karena sudah hafal sejak kecil baca komik dan lihat film-filmnya," tutur Seno yang saat ini menjadi fotografer independen untuk Sideshows Collectibles, pabrikan resmi action figure Star Wars.
Ia mengaku tantangan terbesar yang harus dilakukannya yakni membuat posisi atau "pose" mainan supaya lebih mirip dengan gerak-gerik manusia yang nyata. Memerhatikan sejumlah pose mainan hingga benar-benar sesuai diakui Seno menguras waktunya hingga semalaman. "Posisi duduknya bagaimana, loncatnya bagaimana. Saya bisa semalaman kalau lagi memotret ini," ujar Seno.
Saran berikutnya yakni penggunaan digital imaging sebagai alat bantu. Namun, menurut Seno, digital imaging pemanfaatannya bukan sebagai hal utama dalam toys photography ini. Fungsinya antara lain menghaluskan efek atau mengganti latar belakang. Jika Youngers sudah tertarik dengan memotret mainan seperti ini, maka disarankan Seno untuk aktif mengoleksi action figure. Sehingga tak hanya menjadi pajangan saja dan ada hal yang lebih inspiratif, bermanfaat, serta menyenangkan dibandingkan sekadar mengoleksi. Tertarik untuk menghidupkan action figure-mu lewat karya foto, Youngers?