Pada hari pertama pendaftaran, warga Walang, Jombor, Sukoharjo ini cepat-cepat berangkat agar tidak antre lama. Namun sampai di sekolah yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Sukoharjo itu, ternyata antreannya sudah banyak.
Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?
“Walah, wis direwangi berangkat pagi-pagi, jebul antrene wis akeh ngene,” gumam Koplo sesampainya di sekolah yang diidam-idamkan itu.
Akhirnya, Koplo pun ikut antre di belakang. Setelah 40 menit antre, dia mendapat giliran mendaftar. Koplo pun langsung menyerahkan semua berkas pendaftaran yang disimpan dalam map warna merah kepada petugas pendaftaran.
Petugas yang bernama Tom Gembus itu pun langsung memeriksa satu per satu berkas dari Koplo. Namun saat semua berkas diperiksa, Gembus mendapati ada yang tidak lengkap. “Dik, foto copy kartu keluarga kok belum ada?”tanya Gembus.
Koplo yang merasa sudah melengkapi berkasnya pun menjawab. “Lho, tadi sudah lengkap semua kok Pak!”
Sekali lagi Gembus memeriksa berkas dalam map itu. Gembus njenggirat kaget saat menemukan ada fotocopy sertifikat tanah di map itu.
“Lho Dik, ini kok ada fotocopy sertifikat tanah? Memange situ mau jual tanah?” tanya Gembus sambil menunjukkan kopian sertifikat tanah itu kepada Koplo.
Terang saja, Koplo abang ireng menahan malu. Apalagi kejadian itu dilihat calon siswa lainnya. Mereka pada ngguyu kemekelen. Rupanya, saking kesusunya Koplo keliru membawa fotocopy kartu keluarga. Yang dibawa malah sertifikat surat tanah.
Akhirnya, dengan menahan malu Koplo disuruh pulang untuk ambil fotocopy kartu keluarga. Dia juga harus antre dari belakang lagi. “Oalah apes-apes,” gerutunya.
Yogyantara Abisatya Putra
SMA Negeri 3 Sukoharjo