Senin pagi, Jon Koplo yang tinggal di daerah Sragen ini berangkat ke Solo untuk memulai aktivitas kerjanya. Karena merasa surat-suratnya komplet, Jon Koplo pun tenang-tenang saja tanpa khawatir kena cegatan.
Promosi Borneo FC dan Kejamnya Drama Sepak Bola
Sesampai di Solo, tepatnya di Tugu Purwosari, dari arah barat Jon Koplo mencari jalan cepat berbelok ke arah Jl KH Samanhudi tanpa memutari tugu. Dengan PD-nya Koplo langsung menggok… Tiba-tiba terdengar suara nyaring “Prriiit… Priiittt… Priiittt…!” Seorang polisi bernama Tom Gembus menghampiri Koplo, “Tolong keluarkan SIM dan STNK!” Koplo pun memberikan SIM dan STNK-nya. Setelah dicek, SIM dikembalikan, tapi STNK-nya tetap diambil.
“Lho, memang saya salah apa, Pak?” tanya Koplo heran.
“Bapak salah putar. Seharusnya kalau belok memutari tugu dulu,” jawab Pak Gembus. “Sekarang STNK saya tilang dan Bapak bisa ambil saat sidang,” imbuhnya.
Dengan rasa sedih dan jengkel Koplo langsung cabut ke tempat kerja. Sore harinya, sepulang kerja Jon Koplo sedikit takut lewat Tugu Purwosari, teringat peristiwa tadi pagi. Namun entah karena apa, sambil clingukan Koplo melihat keadaan sekitar. Melihat keadaan sepi, Koplo pun mengulangi kesalahan seperti tadi pagi. Setelah berhasil membelok dan merasa aman, tiba-tiba terdengar bunyi melengking, “Priiiiittt….!”
Koplo gedandapan. Ia segera menghentikan motornya dan langsung masuk ke sebuah rumah orang, sebut saja Lady Cempluk. Tentu saja Cempluk kaget melihat tamu yang tak diundang. Lebih heran lagi si tamu itu tidak kulanuwun tapi langsung duduk. Pandangannya ke arah luar seperti orang ketakutan.
“Anda ini siapa kok masuk rumah orang seenaknya?” tanya Cempluk curiga.
“Maaf Mbak, nunut sembunyi.!Ada polisi mengejar saya,” jawab Koplo keweden.
Cempluk pun toleh-toleh ke arah jalan. “Mana, tidak ada polisi kok,” ucapnya.
Koplo pun ikut toleh-toleh. Benar saja, di luar tak tampak ada polisi. Yang ada di seberang sana seorang tukang parkir sedang ngabani kendaraan sambil semprat-semprit membunyikan peluit.
“Oalaaah, jebul sing nyemprit mau ki tukang parkir ta, tiwas aku keweden,” ujar Koplo
Sambil pringas-pringis kisinan Koplo pun berpamitan kepada Lady Cempluk yang menertawainya.
Dikirimkan ke JIBI/SOLOPOS
Oleh Ayiyah
Bendo, Sukodono, Sragen