KARANGANYAR - Seorang jamaah haji asal Sukoharjo, Bayu Endro Wibowo, harus rela menunda keberangkatannya ke tanah suci karena terinveksi virus Varicella atau cacar air. Bayu terpaksa harus dikarantina di Rumah Sakit Lanud Adi Soemarmo, Colomadu, Karanganyar untuk pemulihan kondisi.
Pria berusia 39 tahun ini sudah merasa kondisi badannya tidak fit pada Selasa (18/9/2012). Pada Kamis (20/9/2012) sore, saat pemeriksaan berkas dan kesehatan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, dia diharuskan dokter bandara untuk rawat inap dan menunda keberangkatannya. Cacar air merupakan salah satu penyakit yang dilarang dalam perlintasan udara wilayah hukum internasional. Alhasil, Bayu yang seharusnya ikut dalam pemberangkatan kloter II pada Jumat (21/9/2012) pukul 10.15 urung turut serta.
Promosi Sejak Era Sukarno, Sejarah Timnas Indonesia Jangan Kalah dari Malaysia
“Sebenarnya sih kecewa, tapi harus diikhlaskan. Masa penyembuhannya juga tidak terlalu lama. Saya masih bisa mengikuti kloter berikutnya toh pemberangkatan kloter akhir masih Oktober,” ungkapnya saat ditemui Esposin di ruang rawat Elang 2, Selasa (25/9/2012).
Koper besarnya sudah diberangkatkan dalam pesawat kloter II. Tinggal tas ranselnya yang masih tertinggal. Tas ransel berwarna kuning dengan kode SOC2, penanda keberangkatan lewat Bandara Adi Soemarmo, masih tertata rapi di bawah ranjang rumah sakit. Tas itu berisi pakaian ganti untuk persiapan perjalanan Solo-Madinah, cadangan baju ihram, perlengkapan ibadah juga buah tangan bari Bupati Sukoharjo berupa makanan kecil, sambel pecel dan serundeng.
Dokter yang merawat Bayu, Kunto Aji Tunjung, saat ditemui Esposin menyampaikan kondisi penyakit Bayu tergolong berat. Kira-kira menbutuhkan waktu 1-2 pekan untuk sembuh total. “Kondisi saat ini sudah agak membaik. Jika pasien sudah sembuh total, kami akan laporkan lagi ke dokter bandara,” jelas Kunto.
Bayu, warga RT 002/RW 008 Gadingan, Sukoharjo, turut menyertakan obat tradisional untuk mempercepat kesembuhannya. Olesan lulur tampak terbalur di tubuhnya. Dia mengaku tetap bersemangat untuk mencapai cita-citanya naik haji yang telah terpendam tiga tahun silam. Sambel teri buatan ibunya menjadi hal paling istimewa yang bakal menemaninya di tanah Arab sana dan yang pasti gelar haji mabrur menjadi harapannya usai melaksanakan ibadah haji.