Esposin--Pria ini terhitung belum terlalu lama terjun sebagai anggota SAR (search and rescue) Boyolali. Tepatnya sejak 2003, alias delapan tahun silam. Tapi ketika disinggung tentang pekerjaannya, dedikasi Supriyadi tak perlu diragukan lagi.
Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia
Pembawaan ayah empat anak ini terkesan santai. Berbincang dengannya dipastikan bakal didominasi oleh candaan renyah dan gelak tawa. Dia selalu bicara ceplas ceplos dan apa adanya.
Itu membuktikan Supri sangat menikmati rutinitas hidupnya, terutama sebagai seorang anggota SAR.
“Yang melatarbelakangi saya masuk SAR adalah sebuah pengalaman hidup. Tapi itu terlalu pribadi untuk diungkapkan. Pengalaman itulah yang menumbuhkan kesadaran untuk berbagi dengan orang lain. Kebetulan dari kantor saya di Dinas Parwisata, saya ditugaskan ikut diklat di Waduk Kedung Ombo dan sejak itulah saya terjun di SAR,” kata pria yang akrab disapa Supri atau Denmas Jabrik itu, belum lama ini.
Berbagai cerita menarik mewarnai hidupnya sejak tergabung menjadi anggota SAR. Mulai dari kisah-kisah ketika melakukan proses evakuasi, hingga cerita misteri yang mengikutinya.
Mobil kesayangannya, Daihatsu Zebra produksi tahun 1992, menjadi saksi bisu berbagai pengalaman menarik yang dialaminya.
“Mobil saya itu mungkin sudah enam atau tujuh kali digunakan untuk mengangkut korban. Bagi saya mobil itu sudah seperti istri. Begitu juga pekerjaan saya, juga saya anggap sebagai istri, yang tidak mungkin terpisahkan. Pekerjaan seperti ini juga butuh niat, yaitu untuk berbagi dengan sesama,” ungkapnya.
(Yusmei Sawitri)