Pada Bulan Desember lalu, guru Gendhuk yang bernama Lady Cempluk pesan arem-arem 50 biji yang akan digunakan untuk konsumsi rapat. Dari rumah arem-arem tersebut dimasukkan ke dalam kardus, kemudian ditali dengan rafia di goncengan motornya.
Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh
Setelah pamit kepada ibunya, Gendhuk melaju dengan motornya. Sampai di depan sekolah, ia terkejut kerena laju motornya dihentikan Pak Polisi yang sedang menggelar oparasi.
Gendhuk yang merasa belum punya SIM lengsung menjawab, “Maaf, Pak. STNK-nya biasa saya taruh di jok motor. Untuk mengambil, dusnya harus dibongkar dulu, Pak”.
“Sekolah kok bawa dus, ini isinya apa?” tanya Jon Koplo.
“Ini arem-arem, Pak. Pesanan Ibu Guru untuk rapat,” jawab Gendhuk Nicole.
“Ya sudah, enggak usah dibongkar, daripada repot. Kamu langsung masuk sekolah saja,” pinta Pak Koplo.
“Iya, Pak. Terima kasih,” jawab Gendhuk sambil nyetarter motornya.
Sampai di parkiran sekolah,Gendhuk merasa lega. Ia menepuk-nepuk dus sambil berkata, “Slamet-slamet… Ora kena tilang berkat arem-arem.”
Retno Budiarti, SMKN 3 Solo. Jl. Brigjen Sudiarto No. 34 Solo