Pada suatu hari, Koplo pulang dari rumah sahabatnya, Tom Gembus, mengendarai sepeda motor. Biasa, habis urusan bisnis. “Pulang dulu ya, Mbus. Nanti kalau ada info kabar-kabar ya?” ucap Koplo berpamitan.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
“Santai saja, Plo. Beres,“ kata Gembus.
Saat di perjalanan, Koplo melihat ada uang Rp50 ribuan tercecer di pinggir jalan. “Wah, tadi seperti uang Rp50 ribuan ya, rejeki nomplok nih,“ kata Koplo.
Karena orang bisnisan, mata koplo langsung ijo. Koplo langsung balik arah dan mengambil uang tadi. “Alhamdulillah masih ada,“ kata Koplo dengan wajah ceria. Tanpa tolah-toleh Koplo langsung mengambil uang Rp50 ribuan itu. Tetapi ada yang aneh dengan uang itu. “Lho kok seperti uang mainan ya?“ kata Koplo sambil meraba-raba uang tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara anak-anak kecil tertawa, yaitu Si Lady Cempluk dan Genduk Nicole. “Ha... ha... ha... Dhuwite dijupuk, ha... ha... “ tawa Cempluk dan Nicole sambil menudingkan jarinya ke arah Koplo.
Mendengar suara tawa Cempluk dan Nicole, Koplo langsung isin nganggo banget. “Duuuh, malah diapusi bocah cilik iki, tak kira uang beneran ternyata mainan,” kata Koplo dengan wajah yang abang ireng. Ternyata Si Cempluk dan Nicole memang sengaja menaruh uang palsu itu, untuk ngerjain orang yang lewat.
Muhammad Amiruddin, Karangasem RT 001, Banaran, Kalijambe, Sragen, 57275