"Ayo, cepet mangkat, tarawih hari pertama. Mengko ra uman panggonan lho, Le!" ajak emak Jon Koplo. Namun Koplo malah santai-santai. Baru saat terdengar ikamah, ia buru-buru wudu dan langsung njranthal ke masjid setalah asal menyambar sajadah di lemari.
Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?
Sampai di masjid, salat Isya sudah dimulai. Benar kata emaknya, di dalam, serambi hingga halaman masjid penuh jamaah. Koplo tak kehabisan akal, ia menyingkirkan sandal-sandal yang berada di sekitar tikar di halaman untuk tempat salat.
Saat menggelar sajadah, badala… Koplo baru tahu kalau sajadah yang ia bawa adalah sajadah kecil tipis berukuran seperempat sajadah biasa. "Wis, ra papa, sing penting pas sujud, bathukku ora kena paving," pikirnya.
Koplo pun salat dengan kaki menginjak paving dan sajadah mini sebagai tempat sujud. Rakaat pertama dan kedua berlangsung lancar. Saat memasuki rakaat ketiga, tiba-tiba angin bertiup kencang dan menerbangkan sajadah mini Jon Koplo. Celakanya, sajadah itu mendarat di selokan di samping masjid.
Koplo terkejut, namun ia berusaha tetap tenang dan sujud dengan jidat menyentuh paving. Ndilalah di depan Koplo ada balita aktif bernama Tom Gembus. Kontan saja Tom Gembus berteriak, “Pak, sajadahe Mas Koplo kabur kecemplung kalen! Pak… Pak… Mas Koplo salat ra nganggo sajadah, bathuke gupak lemah!”
Meskipun teriakan Gembus sangat keras dan membahana, namun jamaah tetap salat dengan tenang. Baru setelah salam terdengar cekikikan dan geerrrr… suara tawa anak-anak TPA yang salat di sebelah Koplo.
Telanjur malu, Koplo pun segera pulang, memungut sajadahnya di selokan dan salat tarawih di rumah.
Ahmad Saifudin Zuhri, Karanggeneng II RT 025/RW 011 Payaman, Secang, Magelang.