BOYOLALI- Akibat musim penghujan yang semakin intens membuat nelayan Waduk Cengklik gigit jari. Karena produksi ikan yang ada dalam keramba-keramba menurun drastis. Mereka tidak berani menebar benih ikan terlalu banyak.
“Komoditi utama ikan di Waduk Cengklik ini adalah nila merah. Namun, musim hujan yang semakin sering membuat produksi ikan menurun,” kata Ketua Kelompok Nelayan Sumber Rejeki, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Hartono saat ditemui Esposin, Selasa (24/1/2012).
Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan
Hartono mengatakan intensitas hujan yang meningkat berakibat pada penyerapan oksigen yang berkurang. Selain produksi ikan menurun karena kekurangan oksigen juga pertumbuhannya tidak maksimal.
Dijelaskan, biasanya para nelayan sudah bisa memanen ikan di keramba sekitar tiga pekan. Akan tetapi, kini nelayan dibuat lebih lama menunggu yaitu sekitar satu bulan ikan baru bisa dipanen.
“Dalam sekali panen ikan nila merah ini biasanya bisa mencapai hingga satu ton. Namun, jumlahnya menurun drastis hingga 8-9 kuintal saja ditambah waktu panen juga lebih lama,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan nelayan lain, Slamet. Ia mengeluh karena harga pakan juga turut melambung. Padahal untuk memanen ikan waktunya justru lebih lama dari biasanya. Curah hujan tinggi menyebabkan ikan kekurangan oksigen. Hal ini belum lagi ditambah dengan keberadaan eceng gondok yang tumbuh di sekeliling keramba. Pasokan oksigen semakin menyusut lantaran tanaman ini. JIBI/SOLOPOS/Farida Trisnaningtyas