Bapak tiga anak ini memulai karier kemiliterannya sebagai Danton Grup 2 Kopassus di Kandang Menjangan, Kartasura, pada 1995. Setelah beberapa kali berganti jabatan, tahun 2003 dia dipindahkan ke Grup 1 Kopassus Serang, Banten, sebagai Kasi Logistik. Delapan tahun merupakan waktu lebih dari cukup untuk mengenal bahkan jatuh hati pada Kota Solo. Kendati telah berpisah delapan tahun dengan Solo, dia tak pernah lupa kehangatan kota ini.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
Juga gurih cita rasa bebek goreng Pak Slamet di Jl Slamet Riyadi Kleco, langganannya bersama istri, Novita Permatasari. Dulu, Dandim yang hobi renang dan tenis lapangan ini selalu menyempatkan diri mencicipi bebek goreng Pak Slamet, setidaknya sebulan sekali. Selain kesukaannya pada kuliner Solo, Widi juga jatuh hati pada lagu-lagu campursari. Satu lagu favoritnya, Nyidam Sari. Sebuah tembang romantis yang bertutur ihwal rasa cinta dan sayang kepada pasangan.
Laki-laki yang lahir 4 Juni 1971 di Trenggalek itu mengaku selalu terngiang tembang Nyidam Sari kendati belum bisa melantunkannya. Di mata pemegang sabuk merah bela diri taekwondo tersebut Solo merupakan daerah paling njawani se-Jawa Tengah (Jateng). Sementara mengenai tanggung jawab sebagai Dandim, Letkol Widi berharap Solo tetap damai, kreatif, sejahtera dan tentu tetap cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Poin mutlak yang tak bisa ditawar-tawar. Termasuk oleh kelompok NII. Menurutnya NII pasti akan berusaha masuk ke dalam berbagai sendi dan lini kehidupan masyarakat. Tidak terkecuali TNI. Untuk itu dia berharap aparat militer meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat juga tidak boleh lengah. Ketentuan bagi tamu yang hendak menginap supaya melapor kepada pengurus rukun tetangga (RT) dalam waktu 1x24 jam mesti dilaksanakan. Pengurus RT/RW juga harus peka terhadap warganya termasuk warga baru. Utamanya terhadap warga baru yang kurang bersosialisasi dan tertutup. “Kita harus bangkitkan kembali nilai kebangsaan khususnya di kalangan anak-anak. Supaya tidak dimasuki bermacam-macam ideologi yang berkembang saat ini,” pungkas dia.
Kurniawan