Esposin, SOLO — Selain menunjang fungsi gigi, oklusi gigi bagi sebagian orang juga dipandang bisa menunjang penampilan. Lalu apa oklusi gigi dan bagaimana penanganannya jika mengalami kelainan oklusi atau maloklusi?
Dokter Spesialis Gigi dan Mulut Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Drg. Glady Chumaidi, Sp.Pros, dalam program Ask The Expert yang ditayang di Youtube RS JIH Solo, menjelaskan oklusi gigi adalah suatu keharmonisan gigi rahang atas dan rahang bawah.
Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia
"Jadi adalah suatu kontak antara gigi rahang atas dengan gigi rahang bawah yang menyebabkan suatu gigitan yang harmonis," kata dia.
Namun begitu oklusi gigi juga bisa mengalami kelainan atau maloklusi. Mengenai penyebab terjadinya kelainan atau maloklusi, dia menyebut adanya beberapa faktor.
1. Faktor Genetik/Keturunan.
"Untuk oklusi gigi biasanya penyebabnya terjadi faktor genetik atau keturunan dari orang tuanya. Itu salah satunya," jelas dia.2. Kebiasaan Menghisap Jempol.
Menurutnya pada anak-anak yang memiliki kebiasaan menghisap jempol juga berpotensi memicu adanya maloklusi pada gigi.3. Kehilangan Gigi.
Gigi yang rusak atau karena alasan lain, kemudian dicabut, namun tidak segera diganti. Kondisi tersebut akhirnya akan memunculkan pergeseran di gigi-gigi lainnya, sehingga terjadi maloklusi.4. Perawatan Tidak Tepat.
Faktor lain maloklusi gigi adalah karena adanya ketidaktepatan dalam perawatan gigi. Dimana ketika tidak segera diperbaiki, lama-lama juga akan terjadi maloklusi atau kehilangan oklusi.5. Kecelakaan.
Ada juga karena faktor kecelakaan, yang bisa menyebabkan gigi patah atau gigi rusak, sehingga akhirnya terjadi maloklusi.Dalam mendiagnosis maloklusi, perlu dilakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut untuk melihat atau memastikan kondisi gigi pada pasien. Kemudian dilakukan foto rontgen. "Dari situ kita akan mendiagnosis apakah benar-benar kehilangan oklusi gigi atau tidak," lanjut dia.
Hasil dari diagnosis tersebut juga akan berpengaruh pada cara pengobatan atau pemulihannya. Sebab setelah dilakukan pemeriksaan secara fisik, rontgen dan lainnya, baru dapat dipastikan bagaimana cara untuk mengobatinya. Ada beberapa macam cara untuk mengobati atau menangani oklusi gigi.