Ndilalah saat semua orang sudah kumpul untuk berdoa dan makan-makan, Pak Tom Gembus selaku modin yang diundang untuk memimpin doa kirim SMS berhalangan hadir.
Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?
Tentu saja Lady Cempluk kalang kabut karena sudah tidak ada waktu lagi untuk mencari pengganti. Ia pun meminta tolong kepada bapak-bapak yang hadir untuk memimpin doa menggantikan Pak Gembus. Tapi semuanya geleng kepala karena merasa tak bisa berdoa dalam bahasa Arab.
"Piye Mas, kamu saja, kamu kan sering pengajian dan rajin ke masjid, pasti bisa ngganteni Pak Modin," pinta Lady Cempluk kepada Jon Koplo.
“Wah jangan saya. Saya hanya bisa sedikit-sedikit saja kok,” tolak Koplo gugup.
"Tapi itu mending ta Mas, daripada tidak ada yang sanggup," jawab Cempluk setengah memaksa.
Mau bagaimana lagi, demi menyelamatkan acara sahabatnya, Jon Koplo terpaksa jadi modin dadakan. Acara pun dimulai. Saat memimpin doa, memang Jon Koplo melafalkan doa-doa dalam bahasa Arab, namun ia tidak tahu artinya.
Doa hafalan yang ia ucapkan itulah yang sering ia dengar saat menghadiri berbagai hajatan. Ketika pembacaan doa selesai, ia pun diprotes Gendhuk Nicole.
"Pak Koplo, apa doanya tadi tidak salah? Seingatku, doa yang dibacakan Pak Koplo tadi doanya orang mati dan arwah-arwah leluhur kita, mengapa dibaca pada syukuran ini?" protes Genduk.
Mak prempeng, Jon Koplo langsung pucet. "Ya, itulah yang saya tahu, Dik. Tapi kalau mau diralat, mari kita berdoa lagi, "Untuk keselamatan dan kesuksesan Gendhuk Nicole, berdoa... mulai!" kata Koplo sambil menundukkan kepala diikuti para hadirin. Namun sebagian besar yang hadir terpaksa berdoa dengan ngampet perasaan geli.
(Sopan Santoso, RT 3/RW VI Sumber, Banjarsari, Solo)