Sepeninggal Gembus, Koplo mulai latihan numpak montor lanang-nya karena selama ini dia cuma bisa numpak montor wedok. Tak butuh waktu lama, Koplo sudah menguasi montor lanang-nya. Walaupun masih belum bisa ngebut, minimal bisa mengendarai.
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
Keesokan harinya, Koplo dengan kemlinthi berangkat ke kampus dengan motor lanang-nya. Meski masih agak kaku, tapi gayanya wis kaya yak-yak-a kae.
Di tengah perjalanan, Koplo mampir di SPBU untuk mengisi bensin. “Mas, ful teng ya,” perintahnya kepada petugas pom bensin sambil menyiapkan uang Rp25.000, uang terakhir dari dompetnya, tanpa melihat meteran nominal berjalan.
Beberapa saat berlalu, “Sudah, Mas,” kata petugas SPBU.
“Berapa, Mas?” tanya Koplo.
“Rp45.000, Mas”, jawab petugas sambil menunjuk angka meteran.
Bagai tersambar petir di siang bolong, Jon Koplo kaget sakpole. Ia baru menyadari bahwa kapasitas tangki montor lanang-nya berbeda jauh dibanding montor wedok.
Akhirnya Jon Koplo terpaksa ninggal KTP agar bisa pulang untuk mengambil uang kekurangannya. Haduuuh…
Rohmat Febrianto, Butulan Baru Rt 003/RW 023, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo 57161