Beberapa kalimat itulah yang terlontar ketika Espos bertanya tentang makna hidup kepada Rektor Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo, Prof Dr Ongko Cahyono MSc. Falsafah hidup itulah yang memotivasi Ongko, panggilan arabnya, untuk terus memperbaiki diri dan melakukan banyak hal yang bermanfaat bagi orang lain. “Ketika saya memilih menjadi guru, hal itu karena ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan ketika bisa menularkan ilmu kepada orang lain,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/10/2011).
Promosi Persib Bandung, Timnas Indonesia dan Percaya Proses
Demikian halnya ketika lulusan University of California Davis, AS, ini rajin melakukan penelitian, karena Ongko ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Ketika berhasil melakukan sebuah penelitian, terangnya, Ongko merasa senang karena bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. “Karena bidang ilmu yang saya tekuni adalah pertanian, penelitian yang saya hasilkan banyak yang bermanfaat bagi petani,” ujarnya.
Selain itu, ungkapnya, ada kebanggaan tersendiri ketika menyampaikan ilmu yang merupakan hasil dari penelitiannya sendiri. Tak pelak, beberapa penelitian telah ia lakukan. Bahkan Ongko berhasil meraih empat macam dana penelitian dari Dirjen Dikti yang nilainya sampai Rp 100 juta/penelitian. “Ketika meneliti saya mendapatkan ilmu baru yang bisa disampaikan kepada orang lain. Jadi saya merasa lebih puas meneliti. Jadi saya juga akan terus meneliti,” ujar pria kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, 25 Oktober 1958 itu.
Tak hanya berusaha menjadi manusia yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, ayah tiga orang anak ini juga berusaha mewujudkan obsesinya menjadi manusia yang bermanfaat, dalam kehidupan bermasyarakat. Ongko yang pernah kesulitan mencari orang untuk menyampaikan atur pambagya saat saudaranya mempunyai hajatan, akhirnya mau belajar untuk menyampaikan atur pambagya. “Alhamdulillah sekarang kalau ada orang yang membutuhkan, saya bisa membantu menyampaikan atur pambagya,” katanya.
Eni Widyastuti