Saat hidangan disajikan semua telap-telep asyik menyantap dengan lahap, terutama Lady Cempluk yang memang jago makan. Bahkan bagi Cempluk satu porsi lele bakar sebenarnya masih kurang.
Promosi Borneo FC dan Kejamnya Drama Sepak Bola
Setelah semua selesai makan dan pertemuan diakhiri, ternyata masih ada beberapa lele bakar yang tersisa. Merasa eman-eman kalau ditinggal, Cempluk berinisiatif untuk membawanya pulang.
"Lumayan, isa nggo lawuh wong omah," batin Cempluk.
Namun karena gengsi, Cempluk tidak langsung membungkus sendiri lelenya, malainkan memanggil salah satu pelayan, sebut saja Jon Koplo. "Mas, tulung turahane bungkusen, arep tak nggo pakan kucing," pinta Cempluk lirih takut kedengaran teman-temannya. Jon Koplo pun bergegas masuk sambil membawa beberapa lele yang tersisa.
Sambil menunggu Jon Koplo datang, Cempluk berbincang-bincang dengan ibi-ibu lainnya yang siap-siap pulang karena sudah ditunggu bus carteran.
Tak berapa lama, Jon Koplo datang sambil membawa bungkusan tas kresek besar. Cempluk kaget plus heran, Perasaan tadi lelenya cuma sisa beberapa ekor, ini kok jadi banyak sekali? Lebih kaget lagi setelah Cempluk melihat isinya, ternyata di dalamnya penuh dengan sisa lele bakar dicampur dengan kepala sekaligus tulang-tulangnya!
"Iki apa iki Mas?!" tanya Cempluk setengah muntab.
"Lha tadi Ibu bilang buat pakan kucing, makanya saya tambahi sisa-sisa lele yang lain, biar kucingnya kenyang," jawab Koplo polos.
Lady Cempluk mingkem tidak bisa jawab. Ibu-ibu yang lain malah pada kemekelan mencium taktik Cempluk, karena semua tahu Cempluk tak punya kucing.
Rohmat Febrianto, Butulan Baru RT 03/RW XXIII, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.