Walikota menegaskan program 2010 yang belum terealisasi atau belum selesai 100% akan dilanjutkan pada 2011. Program baru yang mendukung pencitraan kota yang segera direalisasikan pada 2011 antara lain penataan Jl Gatot Subroto menjadi area walking street dengan konsep mlaku-mlaku bengi atau jalan-jalan malam, dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh
“Yang masih menjadi pekerjaan rumah saya di antaranya lelang pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Putri Cempo, pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) serta pengoperasian bus rapid transit Batik Solo Trans (BST),” jelas Walikota.
Realisasi tiga program tersebut pada 2010 masih pada tahap awal. Pengelolaan TSTJ sebelumnya ditargetkan selesai pada akhir 2010 dengan terbentuknya manajemen baru pengelola TSTJ. Namun, program itu harus diselesiakan pada 2011.
Walikota mengakui realisasi tiga program tersebut tidak sesuai dengan rencana awal. Walikota menyatakan iga program yang ia sebutkan itu merupakan program yang dananya bukan bersumber dari APBD Kota Solo. Pemkot Solo masih berkesempatan untuk mencari solusi terbaik. Ia menejlaskan lelang pengelolaan TPA Putri Cempo harus melalui prosedur yang cukup njlimet.
“Prediksi kami bulan Oktober 2010 bisa dilakukan lelang pengelolaan TPA Putri Cempo, akan tetapi ternyata prosedurnya tidak sesederhana itu. Harus ada tahapan-tahapan yang dilalui terkait rencana kerja sama pemerintah dengan pihak swasta,” terang dia.
Mengenai penataan TSTJ, Walikota yakin awal 2011 sudah bisa dilaksanakan. Sedangkan terkait pengoperasian BST, menurut dia, memang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sosialisasi. Terkait program pada 2011 mendatang, Walikota mengatakan Pemkot akan fokus pada program pengembangan nilai-nilai budaya Jawa, seperti tata krama dan budi pekerti.
“Pengembangan nilai budaya itu termasuk kedisiplinan dan kebersihan. Itu akan disampaikan di sekolah-sekolah, juga di kampung-kampung,” ujar dia.
Pemkot juga akan melanjutkan program ekonomi kerakyatan yang lebih terfokus pada penyediaan modal dan pengembangan jaringan usaha. Teknisnya dengan membentuk Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMM) di tingkat kecamatan.
“Pemkot akan memberikan bantuan modal agar masyarakat bisa mengembangkan usaha kecil menengah di tingkat kecamatan yang nanti berkembang hingga tingkat RT,” ujarnya.
Dalam hal pembangunan fisik, Pemkot masih akan melanjutkan perbaikan sistem drainase dan merampungkan program relokasi warga bantaran Sungai Bengawan Solo, baik yang menempati tanah negara maupun tanah berstatus hak milik.
(Septhia Ryanthie--Bersambung)