Seorang mahasiswi sastra Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang juga Wakil Presiden BEM Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR), Zahra Zulfi, berharap sistem pemerintahan baru di tangan Jokowi nantinya akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Goncangan-goncangan politik yang memecah belah sistem pemerintahan Indonesia pun diharapkan tidak akan terjadi lagi. “Semoga apa yang sudah di janjikan oleh Jokowi bukan sekadar pencitraan saja,” tuturnya. Begitu pula harapan Cici Marlina, Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Scienta Fakultas MIPA UNS. “Tolonglah terbuka tentang apa saja kepada masyarakat, terutama terbuka kepada masyarakat awam” kata mahasiswa jurusan Fisika ini saat ditemui Espos, akhir pekan lalu.
Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris
Aktivis pers kampus lainnya, Hanputro Widyono, juga menginginkan adanya realisasi dari janji-janji di masa kampanye. “Jika Jokowi memang mau membangun pemerintahan yang lebih baik, kuncinya cuma satu, yaitu wujudkanlah janji-janji yang sudah diucapkan pada rakyat,” kata Pemimpin Umum LPM Kentingan, UNS, ini.
Sudarno, Presiden BEM Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, melontarkan harapan pada peningkatan dan pengembangan seni dan budaya. Selama ini menurutnya budaya dan seni Indonesia kurang diperhatikan oleh pemerintah, hingga akhirnya beberapa budaya lokal diklaim oleh negera lain. “Sekarang ini sudah banyak orang dari negara asing yang mempelajari tari-tarian negara kita. Rasanya ironis saja jika suatu hari nanti kita harus mempelajari kebudayaan kita sendiri di negeri orang. Semoga hal itu tidak terjadi,” ujar mahasiswa jurusan tari ini. “Yang penting Jokowi tidak lupa asal usulnya, jangan jadi kacang yang lupa kulitnya,” imbuh Ibnu Athaillah, mahasiswa desain interior ISI Surakarta yang juga Pemimpin Umum LPM Intuisi ISI.