Esposin, SOLO – Saraf terjepit merupakan kondisi yang banyak dialami orang terutama kalangan lansia. Gejalanya biasanya berupa rasa sakit pada punggung bagian bawah hingga menjalar ke kaki.
Seiring kemajuan teknologi, saat ini saraf terjepit bisa ditangani di RS JIH dengan teknologi canggih, melalui teknik endoskopi spine, yang memungkinkan pasien pulih lebih cepat.
Promosi Persib Bandung, Timnas Indonesia dan Percaya Proses
Menurut dr. Prahesta Adi Wibowo, Sp.OT., Subsp.OTB, spesialis bedah tulang subspesialis ortopedi tulang belakang RS JIH Solo, saraf terjepit atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai spinal stenosis dan hernia nucleus pulposus (HNP), paling sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Hal itu merupakan akibat degenerasi atau pengapuran tulang. Meskipun kondisi itu juga bisa dialami pada usia produktif, yang berusia 30 tahun ke atas, terutama jika sering melakukan pekerjaan berat.
"Gejalanya biasanya berupa rasa sakit pada punggung bagian bawah yang menjalar hingga ke kaki. Ada juga pasien yang mengalami kesemutan atau rasa seperti ditarik di kaki, yang oleh masyarakat Jawa sering disebut jimpe," kata dr. Prahesta, Sabtu (28/9/2024).
Kini penanganan saraf terjepit sudah bisa dilakukan dengan peralatan yang lebih canggih, yakni dengan teknik minimally invasive spine surgery menggunakan endoskopi spine. Di mana alat tersebut tersedia di RS JIH Solo. Disebutkan, penanganan dengan metode tersebut jauh lebih efisien dibandingkan operasi konvensional. Sebab penanganan hanya membutuhkan irisan kecil selebar 1 cm, sehingga risiko kerusakan pada jaringan di sekitar tulang bisa diminimalisir.
"Teknik Endoskopi Spine hanya memerlukan irisan sekitar 1 cm untuk memasukkan kamera canggih yang membantu menemukan saraf yang terjepit. Dengan begitu, kami bisa menekan atau membebaskan saraf tanpa harus melakukan pembedahan yang panjang dan merusak tulang," jelas dr. Prahesta.
Pemulihan Cepat dan Minim Risiko
Salah satu keunggulan utama teknik tersebut adalah proses pemulihan yang lebih cepat. Bahkan pasien yang menjalani operasi saraf terjepit dengan teknik endoskopi bisa segera mulai beraktivitas ringan hanya dalam waktu sehari setelah operasi.
"Karena irisan pembedahannya sangat kecil dan tidak banyak otot yang rusak, pasien bisa langsung dilatih untuk duduk atau berjalan pada hari berikutnya," lanjut dia.
Dr. Prahesta juga menekankan, metode itu tidak membutuhkan pemasangan pen atau sekrup, sehingga pasien tidak perlu menjalani prosedur lanjutan untuk mengeluarkan pen dari tulang. Menurutnya teknik itu jauh lebih aman dan tidak banyak merusak jaringan di sekitar tulang, sehingga risiko komplikasi lebih rendah.
Lebih lanjut dia menjelaskan bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, disarankan untuk mulai melakukan pemeriksaan tulang secara rutin. Hal itu diperlukan guna mendeteksi dini masalah seperti saraf terjepit. Sedangkan bagi mereka yang lebih muda dan mengalami sakit punggung akibat beban kerja berat, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat sebelum kondisi memburuk.
Dengan inovasi medis seperti teknik Endoskopi Spine, RS JIH Solo berharap dapat memberikan solusi efektif bagi penderita saraf terjepit, sehingga pasien dapat segera kembali beraktivitas dengan nyaman.