Esposin, SOLO — RS JIH Solo kini menawarkan metode inovatif untuk menangani saraf kejepit dengan teknologi mutakhir, yakni Biportal Endoscopic Spine Surgery (BESS).
Metode pembedahan ini dianggap lebih efisien dan minim risiko dibandingkan operasi konvensional.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
Menurut dr. Wisnu Baskoro, Sp.BS(K), dokter spesialis bedah saraf di RS JIH Solo, teknik BESS memungkinkan tindakan bedah dilakukan dengan irisan yang sangat kecil—hanya sekitar 1 cm—dan minim invasif.
Pembedahan ini menggunakan dua irisan untuk memasukkan kamera canggih dan alat operasi, yang memberikan visualisasi lebih jelas pada saraf yang terjepit.
"Metode BESS melibatkan dua lubang kecil untuk memasukkan kamera dan alat operasi. Dengan bantuan kamera, kami bisa melihat struktur saraf yang terjepit secara lebih detail," ujar dr. Wisnu dalam rilis JIH dikutip Sabtu (28/9/2024).
Proses Cepat dan Pemulihan Singkat
Keunggulan utama dari metode BESS adalah proses pemulihan yang lebih cepat dan risiko komplikasi yang lebih rendah. Pasien yang menjalani operasi ini bisa segera merasakan perbaikan kondisi pasca operasi, bahkan bisa bergerak langsung setelah efek bius hilang.
"Setelah sadar dari bius, pasien biasanya langsung bisa menggerakkan kaki, duduk, bahkan berjalan tanpa rasa pusing," jelas dr. Wisnu.
"Rasa nyeri yang diakibatkan oleh saraf kejepit juga biasanya langsung hilang setelah operasi," imbuhnya.
Dia menambahkan sebagian besar pasien dapat pulang hanya sehari setelah operasi, sehingga metode ini sangat cocok bagi mereka yang ingin segera kembali beraktivitas normal.
Solusi Minim Invasif untuk Masalah Saraf Kejepit
Metode BESS menjadi solusi baru yang menjanjikan bagi pasien saraf kejepit. Berbeda dengan operasi konvensional yang membutuhkan sayatan besar dan waktu pemulihan lebih lama, BESS memungkinkan pasien pulih dalam waktu singkat dengan hasil yang optimal.
Sebelum operasi, dokter akan memeriksa kondisi pasien menggunakan MRI atau metode diagnosis lainnya untuk menentukan saraf yang terjepit. Setelah itu, pasien dapat memilih apakah ingin hanya membebaskan saraf atau sekaligus memasang penyangga.
"Pemilihan metode ini tentu disesuaikan dengan kondisi pasien. Dalam beberapa kasus, metode BESS digunakan hanya untuk membebaskan saraf yang terjepit, tapi bisa juga untuk memasang penyangga jika diperlukan," tambah dr. Wisnu.
Dengan segala kelebihannya, metode BESS di RS JIH Solo diharapkan dapat menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin mengatasi masalah saraf kejepit dengan cara yang cepat, aman, dan minim risiko.