Belum lama ini, kantor tempat Jon Koplo bekerja mengadakan piknik ke Bali. Semua karyawan beserta keluarganya diharuskan ikut, termasuk Jon Koplo. Tak hanya sekadar piknik, tapi Jon Koplo juga didhapuk jadi panitia seksi dokumentasi.
”Plo, pokoknya semua rombongan harus difoto satu-satu bersama keluarga masing-masing!” perintah Tom Gembus, sang Ketua Panitia.
”Siap Bos,” jawab Koplo singkat.
Singkat cerita, sesampai di Pantai Kuta, semua peserta asyik menikmati pemandangan sambil bermain air. Lain halnya dengan Jon Koplo. Ia harus melaksanakan tugas mengambil gambar semua peserta piknik dengan kamera digitalnya.
Entah sudah berapa kali jepretan, akhirnya Koplo menghampiri seorang ibu-ibu, sebut saja Lady Cempluk, sedang bermain bersama anaknya.
”Mari Bu, difoto dulu buat kenang-kenangan,” tawar Koplo.
Tapi ibu itu menolak, ”Nggak Mas, saya sudah bawa kamera sendiri,” jawab Cempluk agak ketus.
”Tapi beda, Bu. Ini buat kenang-kenangan. Ayo Bu, difoto dulu!” Tapi lagi-lagi Cempluk menolak, bahkan malah meninggalkan Jon Koplo. Koplo cuma bisa gedhek-gedhek.
Malam harinya, ketika semua peserta piknik berkumpul di restoran sebuah hotel untuk makan malam, tak sengaja Jon Koplo bertemu Lady Cempluk.
”Lho, Mas ini yang tadi siang mau motret saya kan, kok ada di sini?” tanya Cempluk.
Jon Koplo langsung menjawab, ”Lha hiya, wong saya juga rombongan dari Solo. Saya yang ditugasi motret semua peserta.”
”Woalaaah, bul sampeyan ini sak rombongan juga ta? Maaf ya, saya nggak tahu. Saya kira sampean tadi tukang foto keliling je,” jawab Cempluk tanpa tedheng aling-aling.
Karuan saja peserta lain pada ngguyu ngakak. Sementara Jon Koplo cuma pringas-pringis kisinan.
Kiriman Iksan Sabari, Ngaglik RT 03/RW VI, Sidorejo, Bendosari, Sukoharjo 57527
Promosi Sejak Era Sukarno, Sejarah Timnas Indonesia Jangan Kalah dari Malaysia