Tepuk Tangan Anak Soleh Sempat Dilarang di DIY, Fraksi PAN Protes
Respati menganggap surat tersebut menunjukkan Pemprov DIY tidak memahami tepuk anak tepuk anak saleh.
Respati menganggap surat tersebut menunjukkan Pemprov DIY tidak memahami tepuk anak tepuk anak saleh.
“Pembina yang mengajarkan tepuk itu [kafir no] peserta dari Gunungkidul,” katanya.
“Enggak tahu [kenapa intoleransi banyak di Bantul], mungkin domisilinya [pelaku intoleransi] di sana,” ucap Sultan.
Warga justru mendukung kebijakan Bupati Bantul mencabut IMB Gereja Pantekosta.
Praktik intoleransi di Jogja yang belum ada titik temunya disebabkan keberpihakan pemerintah yang tidak jelas.
"Apapun alasan dan dasar penolakannya yang muncul dari oknum warga itu tidak bisa dibenarkan."
Muncul teriakan warga saat ritual sedang berlangsung.
“Pemerintah memihak kepada warga yang dianggap tidak menyukai tempat dan kegiatan kami."
Upacara agama Hindu di Bantul urung dilaksanakan.
Upacara Odalan di Yogyakarta dihentikan. Keberagaman di Kabupaten Bantul terkoyak akibat peristiwa ini.
Memang kalau kami dapat keterangan dari pengurus makam kejadian sore tadi. Pengurus menemui ada satu orang yang tidur di sekitar makam. Kami masih mendalami. Satu orang itu bisa diduga, nanti masih kami dalami, ucap dia.
Perusakan nisan salib kembali terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kali ini, nisan salib berbahan kayu di Makam Bethesda Mrican, Jl Gejayan, Sleman, yang ditemukan terbakar atau tercabut dari pusara, Sabtu (6/4/2019) sore.
Untuk kasus baru pada 2018, dia menjelaskan dimulai sejak Januari saat pembubaran bakti sosial di Pringgolayan, Banguntapan, Bantul, lalu penyerangan Gereja St Lidwina di Sleman. Berikutnya, ada penyerangan atau penolakan acara sedekah laut di Pantai Baru, Bantul; penyerangan di Pengadilan Negeri Bantul terkait kasus pameran Wiji Tukul; hingga kasus terbaru pemotongan salib nisan warga Katholik di Kotagede, Jogja.
Warga Purbayan, Kotagede, Jogja,menganggap kasuspemotongan salib nisan di TPU Jambon sudah selesai. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah meminta maaf atas peristiwa yang mendapat reaksi publik secara luas itu.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X angkat bicara soal kasus pemotongan salib nisan di Purbayan, Kotagede, Jogja, belum lama ini yang menjadi viral. Sultan mengakui kasus itu muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan permintaan maaf kepada keluarga almarhum Albertus Slamet Sugihardi atas peristiwa pemotongan salib nisan di Purbayan, Kotagede, Kota Jogja.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menanggapi peristiwa pemotongan nisan salib di Purbayan, Kotagede, Jogja.
Ada berbagai macam kabar yang menjadi berita terpopuler di Solopos.com dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com hingga Rabu (18/12/2018) pagi.
Kasus pemotongan nisan salib makam di Purbayan, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi viral dan mengejutkan, apalagi terjadi di sekitar Jogja yang notabene daerah yang plural. Meski mengakui adanya aksi pemotongan nisan itu, warga setempat menolak sikap tersebut disebut intoleran.
Kasus pemotongan nisan salib makam di Purbayan, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi sorotan karena belum pernah terjadi sebelumnya di daerah itu. Selain pemotongan salib, ada yang berbeda dalam prosesi pemakaman almarhum maupun suasan di rumah duka.
Kasus pemotongan nisan salib makam di Purbayan, Kotagede, Jogja, menjadi kasus intoleransi terbaru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Salib makam Albertus Slamet Sugihardi, 60, warga Purbayan Kotagede, di tempat pemakaman umum (TPU) itu, Senin (17/12/2018) sekitar pukul 14.00 WIB dipotong warga.
Kasus intoleransi kembali terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebuah salib yang terpasang pada makam Albertus Slamet Sugihardi, 60, warga Purbayan Kotagede, dipotong oleh warga setempat dengan alasan adanya kesepakatan warga kampung.
Silahkan mendaftar untuk mengakses dan membaca Koran Solopos Edisi
Espos Plus adalah platform berita premium baru yang memberi Anda keunggulan menyeluruh untuk terus menjadi yang terdepan dalam berita Indonesia. Untuk mengakses konten eksklusif kami, Anda harus berlangganan.