Baru 3 Bulan, Kasus DBD di Sragen Sudah Naik 2 Kali Lipat dari Tahun Lalu
Sepanjang 2024 ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sragen mencapai 152 kasus. Jumlah kasus ini naik dua kali lipat dibanding dua tahun sebelumnya.
Sepanjang 2024 ini, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sragen mencapai 152 kasus. Jumlah kasus ini naik dua kali lipat dibanding dua tahun sebelumnya.
Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman di Kabupaten Sragen selama musim penghujan karena tren kasusnya cenderung meningkat sejak Januari-Maret 2024.
Kasus kematian akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Sragen bertambah satu kasus sehingga selama Januari-Maret 2024 ada tiga kasus kematian DBD.
Dua kepala dinas dan satu kepala badan di Pemkab Sragen sama-sama harus dirawat di rumah sakit karena tifus dan DBD.
Setelah dua kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue (DD), kini ditemukan lagi tiga anak di Dukuh Pilangsari, Desa Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Sragen yang mengalami panas.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengingatkan tupoksi bidan yakni turun ke lapangan dan identifikasi potensi penyakit yang ada di masyarakat, termasuk DBD.
Dinkes Sragen mengumpulkan petugas dari RS, puskesmas, klinik swasta, hingga bidan untuk percepatan penanganan kasus DBD yang meroket belakangan.
Dinkes Sragen mengidentifikasi ada 19 desa di 13 kecamatan yang endemis DBD. Ada dugaan meledaknya kasus DBD di Sragen ini merupakan siklus lima tahunan.
Polemik tentang mahalnya biaya kuliah yang bersaing dengan tingginya biaya hidup tersaji lengkap dalam pemberitaan Koran Solopos edisi hari ini.
House Index di Desa Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Sragen yang hampir 10% menunjukkan jumlah jentik nyamuk yang ditemukan tinggi.
Penyelidikan epidemiologi, pemberantasan sarang nyamuk dan fogging dilakukan Dinkes Sragen di Desa Pilangsari, Kecamatan Ngrampal setelah ada pasien anak meninggal akibat demam berdarah dengue (DBD).
Kasus demam berdarah dengue harus menjadi kewaspadaan masyarakat Sragen setelah muncul kasus pasien DBD, terutama usia anak, yang meninggal dunia.
Dinkes Sragen meminta masyarakat menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk. Pasalnya, ada peningkatan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari ini.
Kasus DBD terbanyak di Sragen ada di Januari dengan 20 kasus. Di bulan berikutnya jumlah kasus fluktuatif dengan total mencapai 62 kasus.
Sepanjang 2022 demam berdarah dengue menyerang 189 warga, satu di antaranya meninggal dunia.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) massal dilakukan di dua desa di Kecamatan Kedawung, Sragen, Jumat (30/12/2022). Ini setelah dua desa itu diindikasikan ada kasus demam berdarah dengue (DBD).
Dinkes Sragen menilai tingginya angka kasus DBD di Bumi Sukowati karena adanya overdiagnosis. Untuk mengatasinya maka diluncurkan aplikasi SI Penebar.
Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sragen sejak 2020 terus meningkat. Untungnya angka kematian akibat DBD tak berjalan lurus dengan jumlah kasusnya.
Warga satu RT di Dukuh Ngabeyan, Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Sragen, difogging menyusul adanya pasien yang meninggal dunia, diduga karena demam berdarah dengeu (DBD).
Kecamatan Kalijambe memiliki desa endemis DBD terbanyak di Sragen dengan tiga desa.
Dinkes Sragen mencatat ada 16 desa di 10 kecamatan masuk kategori endemis demam berdarah dengue (DBD). Dinkes juga memperkirakan terjadi peningkatan kasus DBD tahun ini.
Silahkan mendaftar untuk mengakses dan membaca Koran Solopos Edisi
Espos Plus adalah platform berita premium baru yang memberi Anda keunggulan menyeluruh untuk terus menjadi yang terdepan dalam berita Indonesia. Untuk mengakses konten eksklusif kami, Anda harus berlangganan.