1 Piton dan 1 Kobra, 2 Ekor Ular Gegerkan Warga Cawas Klaten dalam Semalam
Dalam semalam, sukarelawan RCTD mengevakuasi dua ular, masing-masing satu ekor piton dan satu kobra di dua desa berbeda wilayah Kecamatan Cawas, Klaten.
Dalam semalam, sukarelawan RCTD mengevakuasi dua ular, masing-masing satu ekor piton dan satu kobra di dua desa berbeda wilayah Kecamatan Cawas, Klaten.
Ular raksasa itu nangkring di pohon setinggi tujuh meter yang berada di pinggir sungai kampung.
Ular piton ini ditemukan di kandang ayam milik warga Daleman Karanganyar dalam kondisi setengah memangsa seekor ayam.
Dengan cekatan, Marsono yang juga Kepala SD Pangudi Luhur itu menarik sanca kembang dan menjinakkannya.
Pada Oktober 2023 hingga Maret 2024 menjadi waktu bagi ular-ular berbisa menetaskan telur.
Ular piton sepanjang 4 meter dievakuasi dari rumpun bambu tempatnya bersembunyi di Dukuh Krosakan, Desa Tulas, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Senin (6/11/2023) malam.
Ketua Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo mengatakan pihaknya mengedepankan langkah edukasi dalam penanganan teror ular piton di Perumahan GMB, ketimbang sweeping atau pencarian. Sebab sweeping tak optimal.
Ketum Exalos Indonesia memastikan ular talipicis tidak berbisa sehingga tak membahayakan jika menggigit orang.
Kemunculan king cobra di rumah Kamal ada kemungkinan sedang mencari makan ular jenis lain.
Keberadaan ular dalam sumur berdiameter 1,5 meter tak memungkinkan proses evakuasi dilakukan lebih dari satu orang.
Proses evakuasi sanca kembang berlangsung menegangkan karena berada di dalam sumur berdiameter sekitar satu meter.
Pelatihan penanganan ular juga diikuti sukarelawan dari Semarang, Magelang dan beberapa wilayah di Jawa Timur.
Kemunculan anak kobra kali pertama dilihat pemilik rumah pada Minggu (8/1/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.
Menurut Aji, ular merupakan satwa liar yang habitatnya dekat dengan manusia.
Berdasarkan siklus biologi alami, bulan November-Desember menjadi waktu musim telur ular menetas.
Saat mereka datang ternyata sudah ada sembilan ekor anak ular kobra mati dibunuh warga.
Piton lantas masuk ke gorong-gorong yang berada di dekat rumah Yugo.
Ketua Umum Exalos Indonesia, Janu Wahyu Widodo, mengingatkan kepada rekan-rekannya sesama pecinta reptil untuk lebih waspada saat menangani hewan berbisa.
Para ahli bahkan menempatkan ular taipan dengan panjang maksimal dua meter ini sebagai ular dengan bisa paling mematikan nomor 1 di dunia.
Warga lantas berusaha untuk membunuh ular hijau ekor merah yang berbisa tinggi dan mematikan itu.
Secara ilmiah, ujar Janu Wahyu Widodo, kekebalan terhadap ular berbisa itu tidak ada.
Menurut Janu, memang ada sebagian orang yang diberi kemampuan Tuhan menangani ular-ular berbisa.
Sepuluh ekor ular hijau ekor merah dievakuasi dari perkampungan warga yang resah atas keberadaan ular berbisa itu.
Menurut Exalos, musim penghujan menjadi saat terbaik bagi ular berbisa untuk menetaskan telur.
Tim Exalos Indonesia yang mengevakuasi 20 anak ular kobra itu menduga masih ada enam kobra lainnya yang masih berkeliaran di sekitar rumah milik Estik.
Belasan ekor anakan ular kobra di Kebakkramat itu dievakuasi selama tiga hari pencarian.
Jumlah pasien gigitan ular berbisa yang dilarikan ke rumah sakit setara jumlah pasien pengidap penyakit kanker.
Ketua Exalos Indonesia Rescue and Education, Janu Widodo, menyebut Indonesia baru memiliki antibisa untuk tiga jenis ular berbisa, yaitu kobra, welang, dan gibuk.
Sebenarnya bisa ular hijau tidak begitu mematikan tapi volumenya yang masuk ke tubuh mungkin banyak.
Ular yang ditangkap antara lain enam ular Jali, satu anakan ular Kobra Jawa, dan satu ular hijau ekor merah
Anggota Exalos Indonesia menemukan sejumlah ular saat memberikan area sekitar Rumkitlap Benteng Vastenburg Solo yang akan dijadikan lokasi isoter pasien Covid-19.
Wilayah Soloraya disebut menjadi tempat nyaman bagi berbagai jenis ular berbisa termasuk kobra dan viper serta beberapa jenis lainnya.
Ketua Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo mengingatkan warga yang digigit ular agar tidak dibawa ke dukun karena justru bisa membahayakan.
Selain menjadi anggota TNI, Kopral Satu Janu Wahyu Widodo juga aktif sebagai Ketua Exalos Indonesia yang ahli menangani ular berbisa di Soloraya.
Petugas pemadam kebakaran Pemkab Sragen bersama sejumlah sukarelawan mengikuti pelatihan rescue ular dari Exotic Animal Lovers Indonesia (Exalos). Pelatihan ini penting mengingat belakangan ini beberapa kali ada warga yang meminta tolong petugas damkar mengevakuasi ular.
Ular sepanjang 3-4 meter bermunculan dan bikin gempar warga wilayah Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo, dalam dua hari terakhir.
Gadis remaja siswi SMK asal Solo ini sudah dua tahun bergabung menjadi penyelamat ular dan saat ini menjadi Ketua Exalos Regional Solo.
Komunitas pencinta hewan eksotis atau Exalos Indonesia mengevakuasi dua ular piton di Kota Solo, salah satunya di lingkungan Kantor Samsat.
Silahkan mendaftar untuk mengakses dan membaca Koran Solopos Edisi
Espos Plus adalah platform berita premium baru yang memberi Anda keunggulan menyeluruh untuk terus menjadi yang terdepan dalam berita Indonesia. Untuk mengakses konten eksklusif kami, Anda harus berlangganan.