Sejumlah desa di Wonogiri cukup berhasil mewujudkan ketahanan pangan yang merupakan salah satu amanat dari pemerintah pusat melalui dana desa dengan memanfaatkan kearifan lokal.
Espos.id/ Muhammad Diky Praditia
Kakao menjadi komoditas unggulan Desa Slogoretno, Jatipurno, Wonogiri, untuk program ketahanan pangan yang didanai dana desa mulai tahun ini.
Akibat anomali cuaca, para petani Wonogiri kemungkinan hanya bisa panen padi satu kali pada 2024 ini yang bisa berdampak pada menurunnya produksi beras.
Sebanyak 99.742 keluarga miskin di Wonogiri menjadi sasaran program pemberian bantuan pangan beras dari pemerintah pusat dengan masing-masing keluarga mendapat 10 kg.
Pemerintah Desa Jatimarto, Ngadirojo, Wonogiri, memanfaatkan alokasi 20% dana desa untuk ketahanan pangan dengan merintis sentra penghasil durian.
Potensi anggaran ketahanan pangan di Wonogiri yang bersumber dari 20% alokasi dana desa untuk program ketahanan pangan sesuai amanat Permenkeu mencapai Rp51,88 miliar.
Ketahanan pangan di Wonogiri sulit terwujud selama masyarakat masih bergantung pada satu produk pangan yaitu beras dan menganggap sumber pangan lokal lain sebagai makanan kelas dua.
Banyak desa di Wonogiri yang dinilai belum siap membuat dan menjalankan program ketahanan pangan menggunakan 20% dana desa sesuai amanat pemerintah pusat.
Sebanyak 21 desa yang tersebar di 13 kecamatan Kabupaten Wonogiri masuk kategori rentan rawan pangan kategori sedang dan rendah.
Sebanyak 21 desa yang tersebar di 13 kecamatan Kabupaten Wonogiri masuk kategori rentan rawan pangan, tapi tidak sampai prioritas I atau tinggi.
Anggaran program ketahanan pangan di Wonogiri mayoritas untuk melaksanakan kegiatan nonfisik seperti pelatihan.
Pada tahun ini setiap desa memiliki anggaran program ketahanan pangan dari dana desa yang besarannya 20 persen.
Espos Plus adalah platform berita premium baru yang memberi Anda keunggulan menyeluruh untuk terus menjadi yang terdepan dalam berita Indonesia. Untuk mengakses konten eksklusif kami, Anda harus berlangganan.
