Boyolali Raih Predikat Kabupaten Terbaik I Implementasi Audit Kasus Stunting
Penghargaan diberikan langsung oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, kepada Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, di salah satu hotel wilayah Kota Semarang, Rabu (26/6/2024).
Penghargaan diberikan langsung oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, kepada Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan, di salah satu hotel wilayah Kota Semarang, Rabu (26/6/2024).
Mahasiswa Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meraih Juara II Duta Genre Boyolali 2023.
Pemkab Boyolali mendapatkan insentif dana fiskal senilai total Rp18,24 miliar dari pemerintah pusat yang salah satunya karena keberhasilan menurunkan angka stunting.
Bupati Boyolali M Said Hidayat memenuhi panggilan ke Istana Wakil Presiden atau Wapres Ma'ruf Amin untuk menerima penghargaan.
Dinas Kesehatan Boyolali menyebut ada lima hal penting yang harus diperhatikan masyarakat untuk mencegah dan menurunkan risiko stunting pada anak, salah satunya setop pernikahan dini.
Para kader Fatayat NU dikerahkan untuk pencegahan stunting di Boyolali dengan fokus pemberian makanan ibu hamil serta pemenuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Tren kasus stunting di Boyolali belakangan ini mengalami pergeseran ke wilayah kota, disebabkan salah satunya karena kurangnya ASI eksklusif.
Hari Kesehatan Boyolali jadi momentum agar Pemkab Boyolali semakin fokus menangani stunting hingga perdesaan.
Kabupaten Boyolali terus mengupayakan berbagai inovasi dalam penanganan stunting di daerahnya. Salah satunya, inovasi penanganan stunting dilakukan di tingkat desa dan puskesmas se-Kabupaten Boyolali.
Pernikahan dini bisa memberikan dampak multidimensi bagi kehidupan rumah tangga. terutama memicu kasus stunting dan KDRT.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus mengupayakan penurunan angka stunting, salah satunya melalui program Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting) yang diluncurkan di Boyolali, Kamis (27/10/2022).
epala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan pernikahan dini di Boyolali berkorelasi dengan penurunan gizi pada anak atau stunting.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali, Ratri S. Survivalina mengatakan keluarga berisiko stunting terbanyak ada di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, yakni sebanyak 10.929 keluarga.
Provinsi Jawa Tengah menargetkan penurunan angka stunting dari sebelumnya 20,9 persen menjadi 14 persen pada akhir 2023 melalui pendampingan yang diberikan kepada keluarga berisiko.
Ada beberapa faktor sensitif yang berkontribusi dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Boyolali, yakni soal sanitasi, kebersihan, air yang layak, dan lainnya yang mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Program Yok Peka dari Pertamina telah diterima dari sekurangnya 839 anak balita, 80 ibu hamil, hingga 310 lansia yang menerima layanan kesehatan berbasis masyarakat.
Angka stunting Boyolali termasuk rendah dibanding angka stunting di tingkat Jawa Tengah yang berada di angka 20 persen dan nasional 27 persen
Kolaborasi semua pihak dibutuhkan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Boyolali.
Silahkan mendaftar untuk mengakses dan membaca Koran Solopos Edisi
Espos Plus adalah platform berita premium baru yang memberi Anda keunggulan menyeluruh untuk terus menjadi yang terdepan dalam berita Indonesia. Untuk mengakses konten eksklusif kami, Anda harus berlangganan.