Sebelum berangkat Koplo sudah mematut-matut di depan kaca. Rambut yang biasanya tidak diminyaki kini tampak klimis. Tak lupa, sebuah kado untuk membuat surprise Cempluk telah disiapkan.
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda
Setelah semuanya oke, Kioplo pun menyambar kunci motor bututnya dan langsung nggeblas menuju sekolah. “Selak telat,” pikirnya.
Sesampai di sekolah, semua teman Koplo terpana, bahkan ada yang cekikikan. Bukan karena penampilannya yang ngowah-owahi adat, namun sepertinya ada sesuatu yang janggal pada diri Koplo.
“Iki dha ngapa ta jane? Enggak suka melihat orang senang ya?” tanya Koplo. Tapi ia cuek, lalu menuju ke kelasnya.
Tiba-tiba Tom Gembus, salah satu temannya menegur,
“Plo, kowe arep neng endi?” tanya Gembus.
“Ya sekolah no!” jawab Koplo.
“Endi tasmu?”
“Mak glodhak…!” Koplo kaget sendiri. Rupanya karena saking mempeng-nya bertemu Cempluk ia jadi lupa tugas utama.
Daripada dimarahi gurunya, Koplo terpaksa pulang lagi untuk mengambil tasnya. Namun ketika tiba di sekolah, ternyata pintu gerbang sekolah sudah ditutup dan Koplo dipulangkan. Ealaaah…
Arga Dimas Saputra, SMK Negeri 2 Solo, Jl Adi Sucipto 33 Manahan, Solo