Cerita lucu dan ngisin-isini ini terjadi kurang lebih satu bulan yang lalu, saat Lady Cempluk menghadiri undangan manten dari teman satu kantornya di sebuah gedung pertemuan di daerah Tipes.
Singkat cerita, berangkatlah Cempluk ditemani adiknya, Gendhuk Nicole, dari rumah mereka di daerah Serengan menuju gedung pertemuan.
Sampainya di lokasi, ternyata parkiran di depan gedung sudah penuh. Oleh juru parkir mereka disarankan untuk menaruh motor di seberang jalan, yaitu di depan sebuah tempat bimbingan belajar. Setelah memarkir motornya, seperti biasa Cempluk mengambil sisir untuk menata rambutnya yang awut-awutan di depan kaca spion.
“Sini aja, Mbak. Wong ada kaca gede bange kok ngilo pakai spion. Mumpung kantornya masih tutup, ayo nunut ngaca!” usul Nicole.
“Wooo iya bener, Ndhuk. Idemu cenmerlang,” jawab Cempluk mathuk dengan usul adiknya.
Mereka pun asyik berbenah, mulai dari sisiran, nambahi lipstik dan bedak sambil mencas-mencos hingga membetulkan pakaiannya depan kaca riben besar itu. Setelah dirasa cukup, mereka bersiap untuk melangkah ke gedung. Namun baru saja membalikkan badan, tiba-tiba mak pecungul, dari dalam muncullah seorang laki-laki, sebut saja Jon Koplo, karyawan kantor tersebut, untuk membalik tulisan “TUTUP” jadi “BUKA”, sambil bilang, “Sampun ayu kok, Mbak!”
Mak pendelik! Abang ireng-lah wajah mereka berdua. Berarti selama mereka dandan tadi, dari dalam kantor ada Jon Koplo yang memperhatikan tingkah laku mereka berdua. Dari luar memang tak bisa melihat ke dalam, namun dari dalam bisa melihat yang di luar dengan cetha wela-wela.
Cempluk pun buru-buru nggeret tangan Gendhuk Nicole. “Ndhuk, suk meneh nek njagong ora sah parkir neng kene. Isin aku...!” kata Cempluk.
Kiriman Yanuartiningsih, Grobagan RT 02/RW III, Danukusuman, Serengan, Solo 57156
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia