Kisah ini terjadi puluhan tahun lalu saat rumah sakit jiwa (RSJ) Mangkujayan masih berada di sekitar Sriwedari. Ketika itu Jon Koplo, warga Harjodipuran yang bekerja sebagai pembaca meteran air PDAM Solo ini tengah bertugasnya di kompleks RSJ tersebut.
Setelah memarkir motor bebek warna biru buatan tahun 76 yang masih kinyis-kinyis, ia pun berjalan menuju tempat meteran air berada. Namun baru separuh jalan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan serombongan dokter dan perawat yang berlari ketakutan menuju ke arahnya.
”Awas, orang gila ngamuk! Orang Gila ngamuk!” Tanpa diperintah, Koplo pun ikut lari bersama rombongan dokter dan perawat tadi menuju ke pos penjagaan, karena dari kejauhan tampak seorang pasien perempuan, berlari sambil mengacung-acungkan celurit.
Petugas keamanan bernama Tom Gembus dengan hati-hati berusaha mencegat pasien yang teridentifikasi bernama Gendhuk Nicole itu untuk berhenti. Sambil cengingas-cengingis, Gendhuk mendekati Tom Gembus yang sedang mengangkat tangan berusaha menenangkan.
”Ayo, bawa sini itu yang kamu bawa. Nanti tak tukar sama roti,” bujuk Gembus. Tiba-tiba saja dengan lugunya Gendhuk malah wadul sama Gembus, ”Bapak-bapak sama ibu-ibu itu gimana sih? Aku kan mau tanya, ini gunanya buat apa? Lha kok malah lari semua. Dasar penakut!” ujar Gendhuk yang disambut dengan rasa mak plooong semua orang yang berlarian tadi, termasuk Jon Koplo.
Jon Koplo yang masih ngewel pun lalu berjalan lagi, melanjutkan tugasnya membaca meter air yang tadi sempat tertunda. o
Kiriman Wasis Suharsono, Jl Cisadane II No 08, Harjodipuran RT 01/VI, Joyosuran, Solo
Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda