Setiap ketemu peserta dari SDLB, Koplo selalu menyapa ramah dengan mulut di buka lebar-lebar dan dimonyong-monyongkan. “Seeelaaammmat paaaagiiiii… Kallliiiaaan suuudddaaaahh sssaaarrraaapppaannn…?” tanya Koplo suatu pagi.
Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh
“Eeelammmaaat aaaagggiii… Uuudddaahhh eenyaaang,” jawab mereka sambil memegang perut sebagai ekspresi kalau sudah makan.
Nah, kejadian lucu ini terjadi saat kegiatan mencari jejak dan wide games (aneka permainan). Ketika anak-anak berkeliling, Jon Koplo wira-wiri mengawal dan mengontrol dengan mengendarai sepeda motor sambil menenteng kamera. Sesekali ia jeprat-jepret mengabadikan kegiatan sambil mewawancarai peserta bak wartawan profesional. Maklum, ia adalah guru yang punya banyak kenalan wartawan.
Karena semua peserta memakai seragam pramuka lengkap dan berbaur, Koplo agak kesulitan membedakan mana peserta SD dan mana peserta SDLB. Dengan sok percaya diri, ia menghampiri salah satu peserta yang diperkirakan dari SDLB, lalu disapanya dengan ramah, “Baaagggaaaiiimaannnaaa…? Caaapeeek yaaa?” sapanya dengan keras sambil mulutnya dibuka lebar dan dimonyong-monyongkan. Tentu saja dengan gaya seperti ngudang anak kecil ngana kae.
Tetapi anehnya, anak yang diajak berbicara, sebut saja Tom Gembus, hanya diam saja dan malah plingak-plinguk kebingungan. Mungkin pikirnya, “Kakak Pembina ini kok kaya orang o’on sih?”
“Kak, ngomong-nya biasa saja, nggak usah nggaya…!” jawab Gembus yang ternyata bisa bicara normal.
Koplo langsung mak prempeng sajak kisinan. “Wo, adik bukan peserta dari SDLB ta? Tiwas lambeku tak monyong-monyongke,” jawab Koplo yang disambut gelak tawa anak-anak yang lain.
Kalah isin, Koplo segera meninggalkan mereka dengan alasan menyusul peserta lain. “Tiwas dimonyong-monyongke bul salah sasaran,” gerutunya.
FX Triyas Hadi Prihantoro, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta