Memang tak semudah membalikkan telapak tangan saat kembali ke Indonesia. Di AS, dia telah memiliki kehidupan mapan. Suaminya, Timothy Soewito, adalah dokter gigi spesialis merapikan gigi atau ortodontis. Anak-anaknya bersekolah di Singapura. Baru kemudian anak-anaknya beranjak besar, tekad mengembangkan bisnis keluarga Lukminto kembali membuncah. Dia pun kembali ke Solo untuk mengembangkan bisnis.
Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris
Keinginannya kembali ke Tanah Air sempat terhambat lantaran ketiga anaknya belum bisa ditinggal jauh dan harus menunggu beberapa saat sebelum berkarier. Namun hal itu bukan halangan. Dia begitu yakin suatu ketika nanti kerinduannya kepada Solo akan terobati. Benar saja, selepas anak bungsunya, Andrew, bisa ditinggal, dia bisa menikmati waktu senggang di Kota Bengawan. “Dari dulu saya ingin berbisnis di Solo tapi tunggu anak-anak sudah bisa ditinggal,” jelas dia.
Dia mengaku memikirkan banyak hal untuk memperkuat bisnis hotelnya. Ada beragam detail yang ingin ditonjolkan pada hotelnya. “Setelah 20 tahun saya kembali ke Indonesia lagi, saya membantu Bapak mengembangkan bisnis Sritex group,” ungkapnya.
Ada tujuh hotel yang akan dibangun di kawasan Solo, Jogja dan Bali. Berkonsep hunian yang nyaman dan menampilkan karakter budaya kota setempat, Vonny ingin turut serta mengenalkan ciri khas tradisional kepada pengunjung dari luar kota dan mancanegara. Untuk itu, seluruh material dan ornamen hotelnya memakai produk lokal unggulan seperti kayu jati solid.
Dia bangga menggunakan produk lokal Indonesia. Secara tak langsung, dia turut memopulerkan ciri khas Solo, salah satunya batik. “Saya menggunakan kayu jati dan ornamennya berupa batik. Keduanya adalah kombinasi yang pas untuk menampilkan ciri Solo,” jelas dia.
Beda di Solo beda pula bisnis hotel yang dikembangkan di Bali. Di Bali, dia mengangkat ciri khas Pulau Dewata. Warisan budaya setempat dipamerkan kepada tamu hotel. Menurutnya, tamu asing sangat menikmati semua benda khas suatu negara. Vonny tak mau ketinggalan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. “Saat mengetahui bahan yang digunakan untuk ornamen di hotel adalah kayu jati, mereka sangat mengaguminya,” ungkap dia.
Dina Ananti Sawitri Setyani